“Investment in travel is an investment in yourself.” ~ Matthew Karsten
Tahun ini, saya memiliki kesempatan untuk menjejaki beberapa kota, salah satunya kota Solo. Memiliki sejarah yang menarik, dengan keramahan penduduk lokal yang menyenangkan, membuat saya betah di kota ini.
Sejarah Kota Solo
Solo awalnya adalah pusat pemerintahan kerajaan Mataram, namun karena adanya propaganda dari pihak Belanda, maka Mataram Islam terpecah hingga muncul Perjanjian Giyanti tahun 1755 yang membuat pemerintahannya terpecah menjadi dua wilayah, yaitu di Surakarta dan Yogyakarta. Surakarta pun terpecah lagi menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran dengan adanya Perjanjian Salatiga tahun 1767.
Penggunaan kata Surakarta mengandung makna harapan akan terciptanya negara yang teratur, tertib, dan damai, yang disertai dengan tekad dan keberanian menghadapi segala rintangan yang menghadap (sura) untuk mewujudkan kehidupan dunia yang indah (hadiningrat). Kini, orang lebih mengenal kota Solo dibanding Surakarta. Asal kata Solo berasal dari sejarah daerah ini yang banyak ditumbuhi tanaman pohon Sala (sejenis pohon pinus), seperti yang tertulis dalam serat Babad Sengkala yang disimpan di Sana Budaya Yogyakarta.
Liburan ke Solo
Sebenernya kalo dibilang liburan kurang tepat juga sih, karena ada kerjaan juga yang harus diurus di kota ini. Berhubung ada kesempatan pergi, ya sekalian aja travelling ke spot-spot wisata menarik di sekitaran Solo.

meet up dengan pengusaha travel di solo

silahturahim dengan blogger solo

sampai di bandara adi soemarmo, solo
Destinasi Pertama – Keraton Solo
Masuk ke dalam Keraton Solo atau juga biasa disebut Keraton Kasunanan Surakarta ini, akan dikenakan biaya Rp10.000/orang. Sebelum masuk ke keraton, pengunjung yang memakai alas kaki berupa sandal, diminta untuk menitipkan sandalnya di gerbang masuk. Kebetulan waktu itu, saya pakai sepatu, jadi bisa masuk ke dalam tanpa perlu lepas alas kaki. Disini, saya juga pakai jasa Guide (bergabung bersama kelompok turis lainnya) dengan membayar Rp25.000.

patung dari vatikan
Di dalam keraton, saya melihat berbagai peninggalan kesultanan, seperti lukisan raja-raja Solo, pakaian raja, aksesoris raja dan ratu, wayang kulit, kendaraan kesultanan, dan berbagai macam benda bersejarah lainnya. Keraton Kasunanan Surakarta dibuka untuk umum setiap hari jam 08.30-14.00, dan hari Minggu jam 08.30-13.00. Keraton tutup pada hari Jumat.

oleh-oleh dari china untuk kesultanan surakarta
Secara fisik bangun Keraton Kasunanan Surakarta, terdiri dari bangunan inti dengan sebuah menara tinggi sebagai tempat bertapa raja. Di sebelah utara dan selatan keraton, terdapat Alun-Alun, Pasar Klewer, dan Mesjid Agung.
Destinasi Kedua – Candi Prambanan
Ke Candi Prambanan memang membutuhkan sedikit waktu kalau berangkat dari Solo karena lokasi candi ini ada di kota Jogjakarta. So, saya coba naik kereta dari Solo ke Jogjakarta pertama kalinya. Biayanya Rp13.000,-. Murah meriah kan? Keretanya juga sudah bagus, terasa bersih dan nyaman.

selfie dulu (tiketnya)

stasiun di jogjakarta yang bersih dan rapi
lihat naga di depan kompleks museum candi prambanan
Dari Solo ke Jogjakarta membutuhkan waktu sekitar 2 jam naik kereta. Kemudian, dari stasiun, naik TransJogja ke halte terakhir TransJogja. Terus bisa lanjut deh naik ojek ke kompleks Candi Prambanan. Biaya tiket masuknya Rp35.000/orang.
Destinasi Ketiga – Kuliner Mpek-Mpek Ny. Kamto
Serasa sangat lapar di siang hari yang terik di kota Solo. Saya memutuskan untuk mencoba kuliner baru yang belum pernah saya coba sebelumnya. Dari deretan tempat makan yang ada, Mpek-Mpek Ny. Kamto ini jatuh menjadi pilihan saya.
Suasana warung yang unik membuat saya jatuh hati dengan konsep tempat makan disini. Saya pilih duduk di lantai dua, supaya bisa mengamati orang yang lalu lalang mencicipi kuliner ini. Siapkan saja kocek sekitar Rp35.000/orang bila ingin mencoba Mpek-Mpek Ny. Kamto.
Destinasi Keempat – Taman Balekambang
Taman Balekambang seringkali dijadikan tempat olahraga sekaligus tempat berkumpulnya komunitas, masyarakat, dan mahasiswa. Adanya ruang pertunjukkan seperti ruang teater terbuka, membuat tempat ini ramai dikunjungi mahasiswa yang berlatih alat musik, mengasah ketrampilan membuat sketsa, atau berlatih teater.
Di taman ini, kamu juga bisa menemukan sekumpulan rusa jinak yang bisa didekati pengunjung. Kebetulan pas saya kesini, ada seorang bule yang lagi narsis sama seekor rusa. Waktu ngobrol sama bule ini, doi cerita katanya sih dia ada di Indonesia sebagai volunteer yang lagi bertugas di Semarang, dan menghabiskan waktu lowongnya untuk mampir ke Solo. By the way, masuk ke Taman Balekambang gratis kok, kecuali kamu mau masuk ke pusat reptilnya, ada biaya tiket masuk senilai Rp5.000,-/orang.

perjalanan telah usai. sampai jumpa kembali solo!
Baca juga: Menginap di Hotel Gaya Jawa, Lorin Hotel Solo
Love,
mantep, jadi pengen ke solo lagi nih… kangen sama suasananya